Di Victoria, Australia, anjing pelacak dilatih untuk mendeteksi platipus yang bersembunyi di liang tanah. Upaya ini adalah bagian dari proyek penelitian untuk mengetahui bagaimana hewan monotremata (mamalia yang bertelur) mengasuh anak-anak mereka.
Dilansir dari The Guardian, anjing-anjing itu diajari untuk mengenali aroma platipus menggunakan tabung polimer yang dapat menyerap aroma platipus saat sedang tidur di sarang mereka di Suaka Healesville. Tabung itu kemudian ditempatkan di tempat terbuka untuk ditemukan anjing. Jika metode deteksi ini berhasil, para ilmuwan dapat mengumpulkan data yang sangat dibutuhkan untuk memahami populasi platipus liar, tanpa mengganggu atau berinteraksi dengan hewan liar.
“Salah satu tantangan dalam mempelajari platipus dan mengapa kita hanya tahu sedikit tentang mereka adalah manusia tidak dirancang untuk melihat mereka di lingkungan alami,” ungkap Dr. Jessica Thomas, penjaga platipus Healesville Sanctuary. “Mereka adalah hewan kecil berwarna cokelat. Mereka hidup di habitat yang juga berwarna cokelat dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berenang di bawah air atau tidur di bawah tanah di liang. Dan mereka aktif di malam hari.”
“Bagian dari proyek anjing pendeteksi ini akan menjadi cara yang sangat mudah dan efisien untuk menghitung berapa banyak platipus yang ada di area tertentu tanpa mengganggu mereka.”
Naomi Hodgens, selaku petugas yang bertanggung jawab menangani anjing pendeteksi satwa liar, telah bekerja dengan Kip, seekor anjing kelpie berusia enam tahun, untuk mendeteksi aroma platipus hidup.
Metode pelatihan yang harus dilalui Kip serupa dengan yang digunakan pada anjing pendeteksi narkoba. Namun, terdapat dua perbedaan penting: pertama, anjing pendeteksi satwa liar harus mampu bekerja di lingkungan yang menantang dan mengganggu, seperti aliran sungai pegunungan.
Kedua, mereka harus aman dan tidak mengancam apa pun, termasuk satwa liar yang mereka temui. Hodgens mengatakan, kriteria inilah yang secara spesifik membutuhkan pelatihan paling banyak. Beruntung, bekerja di Healesville Sanctuary memberi banyak kesempatan bagi anjing untuk belajar menghindari satwa liar yang mereka temui.
Keterampilan menghindari satwa liar yang dimiliki Kip adalah salah satu alasan mengapa dia dinominasikan untuk memimpin program pelacakan platipus ini. “Dia punya banyak pengalaman dan temperamennya sangat cocok. Dia hebat di sekitar air, dia sangat nyaman menavigasi lingkungan yang cukup rumit dan dia sangat tangguh sehingga dia terus mencoba bahkan ketika keadaan menjadi sedikit menantang,” kata Hodgens.
Kip telah dilatih untuk mendeteksi aroma platipus hidup, bukan sekadar bekas aroma di liangnya. Platipus sering menggunakan banyak liang, jadi Kip ditugaskan untuk mencari tahu liang mana yang sedang ditempati. Begitu dia menemukan aromanya, dia dilatih untuk duduk pada jarak yang aman dan menunjuk sampai dilepas oleh pawangnya, dan kemudian hadiah akan diberikan sebagai bentuk apresiasi.
Platipus adalah hewan yang berstatus rentan dalam daftar spesies terancam pada Januari 2021. Namun, upaya konservasi terkendala oleh kurangnya data populasi. Harapannya, kehadiran anjing pelacak dapat membantu peneliti untuk mengetahui lebih banyak tentang platipus dan menerapkannya dalam upaya konservasi di masa mendatang.
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!