Tingginya jumlah populasi global menyebabkan semakin tingginya permintaan suplai makanan dari seluruh penjuru dunia. Hal ini mendorong banyak pelaku industri pertanian untuk melakukan alih fungsi hutan menjadi perkebunan monokultur. Berbagai komoditi utama seperti kacang kedelai, kelapa sawit, kopi, dan kakao mendominasi lahan pertanian. Selain mengganggu keanekaragaman hayati dan fungsi ekologis, praktik pertanian ini juga berpotensi menularkan berbagai penyakit zoonosis dan kemungkinan adanya pandemi baru di masa mendatang.
Simak juga: Plastik Biodegradable: Benarkah Menjadi Solusi Terbaik dari Permasalahan Sampah Plastik saat Ini?
Dikutip dari laman resmi WHO, zoonosis adalah penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia. Patogen zoonotik dapat bermacam-macam, mulai dari bakteri, virus, atau parasit. Penularannya dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, seperti melalui air, makanan, ataupun faktor lingkungan lain. Salah satu jenis zoonosis yang paling akrab di telinga masyarakat saat ini adalah Covid-19.
Dalam artikel yang dipublikasikan oleh The Conversation, Terry Sunderland yang merupakan profesor Fakultas Kehutanan University of British Colombia mengulas tentang korelasi antara pilihan pangan masyarakat dan persebaran penyakit menular. Sejak kurang lebih lima puluh tahun lalu, manusia cenderung bergantung hanya pada beberapa jenis tanaman dan ternak tertentu. Dampak lingkungan dari fenomena ini pun sangat besar. Beberapa di antaranya adalah erosi, penggunaan air dalam skala yang sangat besar, serta hilangnya serangga tertentu yang membantu proses penyerbukan tanaman.
Simak juga: Dianggap Dapat Mengobati COVID-19, Sejumlah Produk Berbahan Empedu Beruang Disita Petugas
Ketika semakin banyak hutan yang hilang, maka semakin besar pula potensi kedekatan manusia dengan populasi satwa liar. Di sisi lain, zoonosis lebih mudah terjadi di area yang tingkat keanekaragaman hayatinya tergolong rendah. Itulah sebabnya mengapa apabila praktik pertanian terus menerus bergantung pada sistem monokultur, kesehatan masyarakat juga dapat terancam.
Potensi zoonosis inilah yang mendorong seruan untuk melarang aktivitas berburu dan berjualan hewan liar dalam bentuk apapun, baik itu daging segar untuk dikonsumsi maupun bagian tubuh tertentu yang dimanfaatkan untuk elemen dekorasi. Sebagai gantinya, memilih variasi makanan berbasis tumbuh-tumbuhan tak hanya baik untuk tubuh namun juga berdampak positif bagi lingkungan. Dengan memilih jenis makanan yang beragam, maka ketergantungan manusia akan jenis pangan yang spesifik juga dapat diminimalkan.
Simak juga: Apakah Hewan Ternak Memiliki Kemampuan Kognitif?
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Glen Susanto
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!