SERIES: Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi Satwa Liar
Dengan es laut Arktik yang kian mencair, penting untuk mengetahui bagaimana fenomena ini berdampak pada beruang kutub. Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti dari University of California, Santa Cruz, Anthony Pagano telah meneliti fisiologi dan perilaku mencari makan beruang kutub sejak tahun 2013 bersama koleganya dari U.S. Geological Survey, University of California Santa Cruz, San Diego Zoo Institute for Conservation Research, dan Dr. Stephen Atkinson yang merupakan peneliti independen ahli biologi satwa liar.
Dalam hasil riset yang terbit tahun 2018, para peneliti tersebut memaparkan data yang menunjukkan, untuk pertama kalinya, berapa banyak anjing laut yang dibutuhkan beruang kutub saat mencari makan di es laut demi bertahan hidup. Di sisi lain, terdapat fakta bahwa hewan ini mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.
Simak juga: “Jangan Pilih Kepunahan”: Kampanye Iklim PBB yang Menampilkan Dinosaurus
Di Laut Beaufort, tempat di mana penelitian dilakukan, beruang kutub menghadapi penurunan jumlah populasi, tingkat kemampuan bertahan hidup, dan kondisi tubuh. Adanya ketidakseimbangan energi yang harus dialami beruang terjadi karena mereka menangkap lebih sedikit anjing laut, namun di saat yang sama, harus mengembara lebih jauh daripada sebelumnya.
Hal ini berdampak buruk pada kondisi dan keberhasilan reproduksi mereka, yang pada akhirnya memengaruhi jumlah populasi dan kemampuan bertahan hidup.
Melalui sebuah artikel yang dipublikasikan di The Conversation, Pagano menjelaskan data yang berhasil dikumpulkan oleh ilmuwan berkat empat kamera GPS yang dipasang pada beruang kutub pada tahun 2015. Data menunjukkan, beruang kutub membutuhkan lebih banyak energi untuk beraktivitas sehari-hari dibandingkan dengan yang pernah diprediksi sebelumnya, sekitar 1,6 kali lebih banyak.
Seekor beruang bisa berjalan selama berjam-jam sebelum menemukan lubang yang mengindikasikan keberadaan anjing laut, makanan utama mereka. Setelah itu, beruang akan menghabiskan waktu selama beberapa menit hingga berjam-jam demi menunggu anjing laut muncul. Ketika itu terjadi, beruang akan berdiri dengan kaki belakangnya dan menerkamnya. Tak jarang, anjing laut berhasil melarikan diri dan beruang harus kembali mengulangi proses perburuannya.
Dari 9 beruang yang diamati, 5 di antaranya kehilangan massa tubuh selama delapan hingga sebelas hari dalam kurun waktu peneliti memantau mereka. Empat beruang kehilangan hampir 10% massa tubuh mereka, yaitu sekitar 18 kilogram. Sebaliknya, empat beruang yang benar-benar berhasil menangkap dan memakan anjing laut memperoleh hampir 10% dari massa tubuh mereka.
Perubahan signifikan selama periode waktu yang singkat ini menunjukkan betapa bergantungnya beruang kutub pada diet lemak anjing laut yang padat energi. Selain itu, terdapat hubungan yang kuat antara tingkat aktivitas dengan metabolisme. Beruang kutub yang lebih aktif dan bergerak lebih jauh, menggunakan lebih banyak energi daripada mereka yang kurang aktif bergerak, dan hal ini mempengaruh proses metabolime tubuh mereka.
Simak juga: Cecak Jarilengkung Hamidy, Spesies Baru yang Ditemukan di Kalimantan
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!