Sudah sejak lama manusia sering memburu gajah untuk diambil gadingnya. Masih banyaknya permintaan di pasar berdampak pada bertahannya harga tinggi dari produk berbahan dasar gading. Karena itu, praktik perburuan gajah masih terjadi sampai sekarang.
Supaya dapat bertahan hidup dan tidak menjadi target pemburuan, gading gajah pun berevolusi sangat cepat.
Bahkan gajah yang hidup di masa sekarang banyak yang terlahir tanpa memiliki gading. Normalnya, hanya 2-4% dari total populasi gajah betina Afrika yang tidak memiliki gading. Namun setelah perburuan besar-besaran yang terjadi pada tahun 1990an, evolusi gajah terlahir tanpa gading menjadi jalan bagi spesies mereka agar tetap dapat bertahan hidup. Kondisi ini berlangsung terus hingga ke keturunan selanjutnya yang hidup hingga masa kini.
Di benua Afrika, 30-50% populasi gajah tidak lagi memiliki gading. Umumnya, mereka adalah korban selamat dari perburuan dan sudah berusia lebih dari 25 tahun. Sedangkan di Asia, seluruh populasi gajah betina tidak memiliki gading.
Ternyata, evolusi gajah tanpa gading memiliki banyak variasi. Beberapa diantaranya memang tidak sepenuhnya kehilangan gading, hanya saja ukurannya semakin mengecil. Gading gajah jantan mengecil hingga seperlima dari ukuran normal dan gading gajah betina menjadi sepertiganya.
Baca juga: Jangan Biarkan Gajah Dirampas Dari Habitatnya
Tetapi apakah kamu tahu, sebenarnya gading itu apa sih? Apakah fungsinya?
Sesungguhnya, gading adalah gigi yang tumbuh hingga berukuran sangat besar dalam beberapa tahun awal masa pertumbuhan gajah. Fungsinya untuk memudahkan gajah dalam menggali tanah untuk mencari sumber air dan mineral.
Gading juga digunakan untuk menumbangkan batang pohon dan dijadikan tempat menyembunyikan sumber makanan. Ketika musim reproduksi tiba, gajah jantan akan menggunakan gadingnya untuk berkompetisi dengan sesama gajah jantan demi mendapatkan gajah betina.
Tetapi, evolusi gading tanpa gajah atau perburuan gajah tidak hanya berdampak pada populasi gajah saja.
Ternyata, ada banyak hewan lain di habitat gajah, yang juga turut menggantungkan hidupnya pada kemampuan gajah melakukan banyak hal dengan gadingnya.
Contohnya, hewan-hewan kecil bergantung pada sumber air yang ditemukan oleh gajah berkat bantuan gadingnya yang berfungsi sebagai pengeruk lahan. Berbagai jenis kadal juga menggunakan pohon yang ditumbangkan gajah untuk membangun sarangnya.
Karena itulah evolusi gajah tanpa gading memaksa ekosistem dan segala hewan yang tinggal di dalamnya untuk beradaptasi juga.
Evolusi gading yang terjadi juga membawa perubahan dalam cara gajah makan. Mereka hanya bisa memakan kulit pohon yang sebelumnya harus dikupas menggunakan belalai. Karena tidak adanya gading besar yang dapat digunakan, mereka mengincar pohon yang kulitnya mudah dikupas atau yang sebelumnya sudah dirobek oleh gajah lainnya.
Beruntungnya, beberapa negara seperti Amerika Serikat dan China sudah mulai menerapkan larangan untuk melakukan perdagangan gading gajah dan angka permintaannya pun berhasil diturunkan. Tetapi perlu waktu yang lama untuk memulihkan kondisi psikologis kawanan gajah dari ketakutan karena sudah terlalu lama hidup dalam ancaman pemburu.
Dan ketika praktik perburuan gajah sudah sepenuhnya dihentikan, manusia dapat melahirkan kembali spesies gajah dengan gading yang besar melalui proses selective breeding.
Baca juga: Membangkitkan Hewan Punah: Apakah Diperlukan dan Bijak untuk Dilakukan?
Penulis: Hilaria Arum
Editor: Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!