Sekelompok peneliti dari University of Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa mengukur lebar tubuh lumba-lumba betina menggunakan citra udara melalui drone dapat menentukan individu mana yang sedang hamil. Sebelumnya, kehamilan hanya dapat diketahui setelah terjadi kelahiran, tepatnya ketika lumba-lumba terlihat berenang bersama dengan anaknya yang baru lahir.
Para ilmuwan tersebut telah memantau populasi lumba-lumba hidung botol selama lebih dari 30 tahun yang berada di Kawasan Konservasi Khusus Moray Firth. Dengan bekerja sama dengan Duke University di Amerika Serikat dan Marine Robotics and Remote Sensing Laboratory (MaRRS), riset ini diklaim sebagai upaya pertama yang dilakukan secara non-invasif dalam menentukan apakah lumba-lumba hidung botol betina yang dilindungi sedang hamil.
Untuk penelitian ini, citra udara dibandingkan dengan informasi yang telah dikumpulkan dalam jangka panjang tersebut, termasuk apakah betina telah memiliki anak dan berapa usia mereka.
Dalam wawancaranya bersama BBC, Dr. Barbara Cheney dari University of Aberdeen mengatakan, “Kami hanya tahu tentang kehamilan yang berhasil, dan tidak tahu berapa banyak kehamilan yang gagal atau berapa banyak anak yang mati sebelum kami melihatnya.”
“Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi apakah kita dapat menentukan status kehamilan dari jarak jauh menggunakan citra udara yang diambil melalui drone. Penelitian serupa telah dilakukan untuk paus yang lebih besar tetapi sejauh yang kami tahu ini adalah pertama kalinya dilakukan untuk cetacea kecil.”
Simak juga: Inovasi Robot Lumba-lumba: Menciptakan Industri Wahana Akuarium Tanpa Menyiksa Hewan
Penelitian yang dipublikasikan dalam Remote Sensing in Ecology and Conservation diharapkan dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kehamilan yang gagal. Lebih jauh, data tersebut memungkinkan peneliti untuk mengetahui kesehatan masing-masing individu lumba-lumba sekaligus membantu mengidentifikasi penyebab perubahan populasi, seperti kekurangan makanan.
“Dengan menggunakan citra udara, ini akan memungkinkan kami untuk secara rutin memantau perubahan keberhasilan reproduksi pada populasi lumba-lumba hidung botol yang dilindungi untuk kepentingan konservasi,” ungkap Dr. Cheney. “Data tentang kehamilan yang gagal dapat memberikan informasi tentang seberapa sehat lumba-lumba tertentu serta membantu mengidentifikasi penyebab perubahan populasi.
Di sisi lain, mengumpulkan informasi pada cetacea sangatlah menantang karena pergerakan mereka sangat cepat dan cenderung menghabiskan banyak waktu mereka di bawah air. Cetacea adalah anggota dari kelompok mamalia air yang mencakup paus, lumba-lumba, dan porpois.
“Studi ini akan memberi kita banyak data baru untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang keberhasilan reproduksi lumba-lumba hidung botol.”
Simak juga: Tersiksa dan Tidak Bahagia, Akuarium Bukanlah Habitat Asli Paus Dan Lumba-Lumba
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!