Hewan bisa merasakan sedih, gembira, cemburu, marah, takut dan sebagainya seperti halnya manusia. Bagaimana mengidentifikasinya, ya?
Baca juga: Apakah Hewan Bisa Bermimpi Seperti Manusia?
Masih ingat betapa kalut dan takutnya Marlin ketika putranya Nemo hilang di samudera yang luas di Finding Nemo? Masih ingat betapa senangnya Dug ketika bertemu Mr. Carl dan Russell di film Up, dan sedihnya dia ketika harus berpisah dari keduanya? Lihat juga bagaimana para hewan peliharaan di The Secret Life Of Pets menunjukkan emosi mereka setelah ditinggal majikannya?
Well, film-film animasi tersebut sebenarnya menggambarkan bagaimana hewan memiliki emosi dan perasaan yang bisa ditunjukkan, dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Ya, hewan memiliki hal yang juga dimiliki manusia: emosi dan perasaan. Keduanya menjadi senjata bagi mereka untuk bisa bertahan hidup.
Faktanya, berdasarkan ilmu biologi evolusi, sistem saraf manusia memiliki kesamaan yang cukup jelas dengan yang dimiliki sejumlah hewan, terutama mamalia. Dalam sudut pandang psikologi, merupakan hal yang lumrah menilai kebanyakan hewan memiliki emosi. Soalnya dari struktur otak, hewan memiliki kemiripan dengan yang dimiliki manusia, pun demikian dengan cara kerjanya. Karena itulah hewan juga memiliki perilaku emosional seperti yang dimiliki manusia, seperti marah, cemburu, gembira, takut, sedih dan banyak lagi lainnya.
Adalah Charles Darwin, yang terkenal dengan teori evolusi, yang menjadi ilmuwan pertama yang mengangkat penelitian terkait emosi pada hewan pada 1872. Marc Becoff, Profesor Emiritius Ekologi dan Biologi Evolusi di Universitas Colorado, Amerika Serikat menjadi salah satu ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap emosi hewan pada saat ini.
Baca juga: Stop Beri Makan Anjing dan Kucing dengan Cokelat! Ini Bahaya dan Alasannya
Dalam penelitiannya, Becoff menjelaskan bahwa setiap hewan memiliki kemampuan menunjukkan emosi dan perasaan melalui perilakunya. Hal itu juga diperkuat oleh pendapat para ahli dan ilmuwan dalam The Cambridge Declaration on Consciousness di tahun 2012, yang pada dasarnya menyebutkan bahwa hewan memiliki substrat neuroanatomis, neurokimia, dan neurofisiologis dari keadaan sadar untuk menunjukkan perilaku yang disengaja. Singkatnya, seluruh mamalia, burung dan sebagian hewan invertebrata merupakan binatang yang perasa, melakukan tindakan tertentu secara sadar dan hal itu dilakukan karena emosi dan perasaan yang dimilikinya.
Untuk mudahnya, contohnya bisa dilihat pada ikan yang ditangkap lewat aktivitas memancing. Hasil penelitian menunjukkan ikan yang ditangkap dengan pancing, meski kemudian dilepas kembali ke habitatnya, mereka sempat merasakan penderitaan yang berat. Bagaimana para pemancing menariknya dengan kail, kemudian mengangkatnya dari air, melepasnya dari mata pancing dan luka yang mereka miliki membuat ikan mengalami stress karena siksaan tersebut. Kasihan banget, kan?
Perilaku hewan di alam menunjukkan adanya bentuk emosi yang ditampilkan. Mulai dari gajah hingga tikus, mereka mengetahui siapa yang menjadi teman dan siapa yang menjadi musuh mereka. Sejumlah hewan juga memiliki ambisi tersendiri untuk memiliki status yang lebih baik. Tidak jarang juga kita melihat hewan yang berkompetisi. Dari sudut pandang manusia, hal semacam itu menjadi bentuk hewan mengekspresikan emosinya.
Bekoff mengatakan, cara mengukur level emosional adalah dengan melihat perilaku mereka. Karena itulah sebagian dari kita meyakini bahwa anjing yang sedang menggerakkan ekornya dengan cepat sedang merasa senang, dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Penting sekali bagi manusia untuk tetap menunjukkan rasa hormat kepada setiap makhluk hidup. Bukankah itu hal yang paling masuk akal dilakukan oleh makhluk yang dianggap memiliki derajat paling tinggi di antara makhluk ciptaan Tuhan di bumi ini?
Atau, jika ingin mengetahui secara pasti apakah hewan memiliki emosi dan perasaan atau tidak, mungkin kita bisa membuatkan kalung penerjemah elektronik seperti yang dipakai Dug dan kawanannya di film animasi Up, dan biarkan mereka menjawab sendiri? Atau kita bisa bertanya kepada Dr Dolittle, dokter anak yang bisa berbicara dengan binatang. Bagaimana?
Penulis : Muhammad Yanuar Firdaus
Editor : Bolu Bubu
Video Editor: Gerry Intan Darajati
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!