Bisnis kelapa sawit adalah alasan utama mengapa populasi orangutan di Indonesia dan Malaysia terus menurun.
Betapa enaknya bisa sarapan roti dengan selai cokelat sambil baca majalah. Ngemil biskuit sambil main game di ponsel kamu juga asyik, kan? Belum lagi pas makan es krim, enaknya kebangetan!
Eh, mama makin cantik saja dengan polesan makeup-nya. Anak-anak juga senang setelah mandi dengan sabun, shampoo dan sikat gigi kesukaan mereka.
Nah, sekarang yang jadi pertanyaan adalah, seberapa banyak yang kamu tahu mengenai berbagai produk yang sudah kamu gunakan? Kamu tahu dari mana mereka berasal, atau dibuat dari apa?
Bisa jadi kamu tahu produk kalian dari bahan organik, bebas gula atau banyak lagi lainnya. Tapi, apa produk tersebut bebas kandungan kelapa sawit? Ada kemungkinan besar jika produk yang kamu gunakan dibuat dari bahan minyak kelapa sawit.
Nah, bagi yang belum tahu, hampir 50 persen produk rumah tangga dan makanan yang dijual saat ini mengandung minyak dari produksi kelapa sawit. Minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit ini menjadi salah satu menu dasar untuk pembuatan sabun, shampoo, pasta gigi, detergen, makanan beku, kue, biskuit, bahkan untuk lotion, makeup dan banyak lagi lainnya. Luar biasa, kan?
Karena menjadi bahan dasar dari pembuatan produk-produk di atas, ada permintaan besar akan minyak dari kelapa sawit. Perusahaan sawit pun berlomba-lomba memenuhi permintaan tersebut.
Masalahnya, permintaan yang besar dari berbagai perusahaan membuat penyedia kelapa sawit memperlebar luas tanah mereka. Cara paling gampang yang diambil, sayangnya, adalah dengan menebang hutan tropis untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Padahal hutan yang ditebang itu menjadi tempat hidup sejumlah spesies binatang, dari orangutan, gajah hingga harimau. Dengan diperluasnya kebun kelapa sawit, semakin kecil pula habitat hidup mereka. Hasilnya, hewan yang terancam punah ini pun terpaksa keluar dari rumahnya.
Di situlah momen yang tidak diinginkan terjadi. Orangutan misalnya, yang keluar dari habitatnya di hutan, masuk ke wilayah aktivitas manusia. Berikutnya bisa ditebak, manusia dan orangutan terlibat konflik, yang berujung matinya orangutan. Hal ini terus terjadi berulang dan menyebabkan berkurangnya jumlah populasi orangutan di seluruh dunia.
Dari penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, jumlah populasi orangutan menurun hingga 80 persen dalam 75 tahun terakhir. Sebagian besar disebabkan oleh pembukaan lahan kelapa sawit, yang mengorbankan habitat hidup orangutan di hutan.
Baca juga: Jangan Biarkan Gajah Dirampas dari Habitatnya
Tapi sebenarnya tidak hanya orangutan dan hewan hutan lain yang jadi korban! Manusia juga terancam banyak kerugian, terutama potensi pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Hal tersebut diakibatkan oleh kegiatan penggundulan hutan, yang seharusnya menjadi paru-paru dunia. Dan hutan yang gundul akan menciptakan kebakaran yang besar.
Kita bisa tidak tinggal diam menghadapi semua ini. Sebagai konsumer, ada banyak langkah yang bisa diambil untuk menyelamatkan hidup orangutan, meminimalkan potensi kepunahan mereka, bahkan mengembalikan fungsi hutan dan hidup lebih alami, memiliki ketahanan hidup dan berkelanjutan.
Salah satunya adalah dengan menjadi pembeli produk yang cerdas dan bertanggung jawab. Membeli produk yang bebas bahan dari kelapa sawit bisa kamu lakukan, meski hal itu bukan hal yang mudah. Apalagi, bahan dari kelapa sawit disamarkan dalam banyak nama, seperti ‘Sodium Laureth‘ atau ‘Lauryl Sulphate‘.
Jangan terkecoh! Ternyata ada 200 nama alias untuk penyamaran istilah “kelapa sawit”. Simak daftarnya di sini.
Baca juga: Surat Kami untuk Hewan Pewarna Kehidupan
Pilihan lainnya, kamu bisa membeli produk yang disertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), yang jauh lebih ramah terhadap lingkungan. Kamu juga bisa menginstal aplikasi, yang bisa membantu kamu menghindar dari produk yang berasal dari kelapa sawit. Aplikasi ini tersedia di iPhone dan Android, yang bisa kamu lihat di sini.
Cara lain adalah ikut menyebarkan informasi yang tepat mengenai buruknya efek pembukaan lahan kelapa sawit, baik untuk orangutan atau lingkungan secara umum. Kamu juga bisa menunjukkan kepedulian kamu akan kelangsungan hidup orangutan dan juga lingkungan dengan menghubungi langsung kepada perusahaan, yang masih menjadikan kelapa sawit sebagai bahan dasar dari setiap produk mereka.
Pada akhirnya, jika tidak ada langkah kongkret dilakukan, tidak hanya orangutan, tapi semua makhluk di bumi akan membayar mahal akibat dari terus dibabatnya hutan untuk pembukaan perkebunan kelapa sawit.
Apalagi, pembukaan perkebunan kelapa sawit juga ikut menyumbang emisi karbon secara global sebesar 12 persen. Membuat hutan bertahan seperti adanya, bahkan memperluasnya akan sangat penting untuk semua kehidupan di bumi. Hal semacam ini tidak boleh ditunda-tunda lagi.
Maukah kalian membantu orangutan dan seluruh makhluk di bumi untuk terus hidup?
Penulis : Muhammad Yanuar Firdaus
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!