Pemerintah Australia pada hari Jumat (11/2) menyatakan bahwa koala masuk dalam daftar spesies yang terancam punah. Terdapat berbagai faktor yang membuat populasi hewan unik ini menurun drastis, seperti kekeringan, kebakaran hutan, penyakit, dan hilangnya habitat.
Pengumuman yang disampaikan oleh menteri lingkungan hidup Australia ini berselang dua tahun setelah penyelidikan yang memperkirakan koala berpotensi punah pada tahun 2050 apabila tidak ada campur tangan pemerintah.
Perubahan klasifikasi dari rentan (vulnerable) menjadi terancam punah (endangered) tidak mewajibkan pemerintah Australia untuk mengambil tindakan khusus apa pun. Namun secara terpisah, mereka mengumumkan akan mengadopsi rencana pemulihan koala yang dikeluarkan oleh departemen lingkungan hidup Australia. Rencana itu akan membantu pembentukan undang-undang yang melindungi koala dan habitat alami mereka. Selain itu, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan bulan lalu bahwa pemerintah akan menggelontorkan dana 50 juta dolar Australia (511 miliar rupiah) selama empat tahun sebagai upaya pemulihan dan konservasi koala.
Nasib koala mendapat perhatian global pada tahun 2019 ketika jutaan hektar hutan terbakar di Australia memusnahkan habitat hewan itu. Dalam laporan yang dibuat oleh World Wildlife Fund (WWF) Australia, kebakaran hebat itu menyebabkan sedikitnya 60.000 koala mati, terluka, atau mengalami dampak buruk lain. Pada tahun 2020, berbagai organisasi internasional seperti WWF, International Fund for Animal Welfare, dan Humane Society International secara kolektif menominasikan koala untuk masuk dalam daftar spesies terancam punah. Mereka menemukan fakta bahwa populasi koala di negara bagian Queensland dan New South Wales telah berkurang hingga 50% sejak 2001.
Simak juga: Mengapa Memotong Cula Badak Dapat Menyelamatkan Populasi Mereka dari Perburuan Liar?
Meski keputusan pemerintah Australia ini disambut baik oleh kelompok kesejahteraan hewan, berbagai pihak berpendapat bahwa masalah utama yang mengancam koala, seperti pembukaan lahan dan deforestasi, belum benar-benar ditanggapi serius.
“Jika pemusnahan habitat koala masih berlanjut,” ungkap Deborah Tabart, ketua Yayasan Koala Australia, dilansir dari New York Times, “perubahan status selanjutnya akan segera terjadi – dari terancam punah menjadi punah.”
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!