Sama seperti manusia, hewan juga bisa merasakan bahagia, sedih, sakit, bahkan trauma. Penyebabnya bermacam-macam. Ada yang dipicu oleh trauma penganiayaan, penderitaan akibat kehilangan sesamanya atau bahkan melihat mereka mati. Seringkali rehabilitasi psikologis perlu dilakukan untuk memulihkan kondisi mental hewan-hewan tersebut.

Baca juga: Apakah Hewan Merasa Bahagia di Kebun Binatang?
Hewan yang mengalami trauma akan menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Contohnya seperti kehilangan nafsu makan dan lambannya respon dalam menanggapi stimulasi di sekitarnya. Namun, beberapa hewan menunjukkan gejala trauma dengan bertingkah agresif dan gelisah.
Perbedaan gejala akan menghasilkan perbedaan metode rehabilitasi. Pada hewan peliharaan, umumnya cukup dengan metode desentisasi dan counter-conditioning.
Pada metode desentisasi, hewan kesayangan akan ditempatkan di lingkungan yang aman dan tenang. Lalu sedikit demi sedikit, mereka diberi paparan stimulus yang diketahui dapat memicu rasa khawatir atau takut di dalam pikiran mereka.
Biarkan hewan merespon stimulus tersebut secara bertahap. Seiring berjalannya waktu, stimulus dapat ditingkatkan hingga mereka merasa terbiasa. Kadar stimulasi harus ditentukan dengan hati-hati, tujuannya adalah membuat hewan tetap merasa aman dan nyaman ketika dihadapkan pada tekanan yang sebelumnya menakutkan bagi mereka.
Metode desentisasi sebaiknya dilakukan bersamaan dengan counter-conditioning. Ini adalah metode untuk membuat hewan kesayangan bisa merespons secara positif setiap stimulus buruk yang diberikan.

Bayangkan, kalau kamu merasa takut dengan dokter gigi tetapi kamu tetap pergi ke sana karena gigimu terasa sakit. Supaya kamu tidak menangis lagi, dokter memberi hadiah stiker atau mainan kecil. Akhirnya kamu tidak lagi merasa trauma dengan dokter gigi.
Rehabilitasi hewan yang trauma melalui metode counter-conditioning sangat baik untuk membuat hewan tidak merasa takut lagi dengan stimulus yang diberikan. Hadiah yang diberikan bisa berupa tambahan makanan, mainan, atau kata-kata pujian.
Terkadang, kondisi trauma hewan sangatlah parah. Biasanya dokter hewan akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa stres mereka.
Cara lainnya, untuk merehabilitasi hewan yang trauma adalah mendorong mereka untuk bersosialisasi dengan spesies hewan lainnya. Contohnya, bayi kambing dirawat dalam satu tempat yang sama dengan babi dewasa.
Meski terdengar tidak biasa, namun ada manfaat yang dapat diraih melalu pendekatan ini. Banyak hewan yang dapat mengekspresikan kasih sayang terhadap hewan dari spesies lain. Tak jarang hewan-hewan tersebut akan membantu hewan korban trauma dengan membuat mereka merasa terhibur, terdampingi dan terlindungi. Setelah menjalani terapi ini selama beberapa bulan, hewan-hewan yang menderita trauma akan menunjukan perubahan positif pada kepribadian dan perilaku mereka.
Apakah cara yang sama juga bisa diterapkan pada hewan yang cenderung agresif ketika dalam kondisi stres?
Biasanya, ada metode lain yang cocok diterapkan untuk merehabilitasi hewan yang agresif dan mudah gelisah. Mereka akan dibawa ke tempat khusus yang lebih tenang. Setelah terlihat lebih tenang, barulah hewan tersebut diajak untuk bersosialisasi dengan manusia dan hewan lainnya.
Ketika mengetahui hewan kesayangan tiba-tiba menjadi lesu, tidak bersemangat, atau bahkan defensif, pasti kita juga ikut merasakan khawatir dan sedih. Dokter hewan dan ahli perilaku hewan dapat menjadi sumber terpercaya dalam mencari pendekatan-pendekatan terbaik untuk merawat kondisi psikologis hewan kesayangan.
Apapun kendalanya, jangan abaikan gejala gangguan perilaku pada hewan! Karena kebahagiaan hewan peliharaan adalah kebahagiaan pemelihara dan juga setiap orang di lingkungannya.
Penulis: Hilaria Arum
Editor: Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!