Suku Aborigin adalah suku pribumi yang tinggal di Australia. Kecintaan mereka akan kelestarian bumi membuat mereka mempelajari kondisi hutan dan menemukan cara unik untuk menjaganya. Salah satunya adalah dengan melakukan pembakaran terencana.
Simak juga: Persahabatan Koala dan Wombat yang Terjalin selama Lockdown di Australia
Pembakaran terencana ini dilakukan karena kesadaran mereka bahwa ada sangat banyak material yang mudah terbakar yang berada di permukaan tanah. Contohnya seperti tumpukan dedaunan, ranting-ranting kering, dan pepohonan yang telah mati Apabila material ini dibiarkan begitu saja, maka akan berpotensi terjadi kebakaran besar yang mendadak dan sulit dikendalikan. Cara untuk membersihkan material tersebut adalah dengan membakarnya dengan api kecil.
Bagaimana cara menjaga agar api yang berkobar tetap terkendali dan tidak membakar seluruh hutan?
Pemilihan waktu dan tempat adalah hal yang paling penting. Cuaca saat itu harus cukup dingin dan lembab. Kekuatan angin pun menjadi pertimbangan. Apabila angin berhembus terlalu kencang, maka akan sangat mudah memicu kobaran api menjadi besar. Umumnya, cuaca terbaik untuk melakukan praktik ini terjadi pada awal musim kering berlangsung atau sekitar bulan Maret-Juli.
Simak juga: Kebakaran di Australia: Apakah Pemanasan Global Membuatnya Semakin Parah?
Selain mencegah kebakaran hutan, hasil dari praktik pembakaran terencana juga berdampak positif bagi kesuburan tanah. Api yang membakar daun dan ranting kering akan menghasilkan abu dan kalium. Kedua material ini dapat berfungsi sebagai pupuk alami yang membuat tanaman menjadi lebih subur.
Dalam memilih tempat yang tepat, masyarakat suku Aborigin akan mempertimbangkan karakteristik setiap satwa yang tinggal di hutan tersebut. Terutama yang berkaitan dengan cara mereka melindungi diri dari kobaran api. Sebagai contoh, wombat akan menggali tanah dan bersembunyi supaya tubuh mereka tidak terbakar api. Hal tersebut berbeda dengan koala yang lebih memilih memanjat pohon. Dengan mengetahui hal ini, warga hanya akan memilih tempat yang tidak mengganggu populasi hewan.
Simak juga: Bayi Wombat 120 Gram Ini Ditemukan di Kantong Induknya yang sudah Meninggal, Kini telah Diselamatkan
Sayangnya, kerusakan alam yang terjadi saat ini berdampak pada perubahan iklim yang sangat ekstrem. Di Australia, kekeringan berlangsung lebih lama dan angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Akibatnya, sulit untuk melakukan pembakaran terencana karena api akan berpotensi menjadi besar dan sulit dikendalikan.
Supaya masalah ini dapat teratasi, para peneliti berencana untuk menggabungkan praktik tradisional dengan teknologi modern. Harapannya, terobosan ini dapat menjangkau lebih banyak tempat yang rawan kebakaran. Sehingga tidak perlu lagi ada hewan dan manusia yang menderita karena kobaran api yang tak kunjung padam.
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Glen Susanto
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!