Sebagai seorang seniman sosio-ekologis yang peduli dengan ancaman apa yang dihadapi lautan, Colleen Flanigan memanfaatkan seni sebagai medium untuk tak hanya menangkap keindahan laut, namun juga menyelamatkannya.
“(Karang) kemungkinan besar akan menjadi ekosistem krusial pertama yang punah,” ungkap Flanigan kepada CNN.
Simak juga: Terumbu Karang Raksasa yang tidak Rusak Akibat Laut yang Memanas, Ditemukan di Tahiti
Di tengah kondisi terumbu karang yang kian mengkhawatirkan, Flanigan mempelajari solusi yang menjanjikan untuk membalikkan keadaan ini. Biorock adalah metode yang menggunakan kerangka logam dan arus listrik bertegangan rendah untuk meningkatkan pH air laut guna membantu menghasilkan pembibitan karang. Karang dari metode biorock ini telah diketahui lebih tahan terhadap tekanan lingkungan daripada karang yang terjadi secara alami.
Salah satu hasil karyanya diberi nama Zoe. Ditempatkan di dasar laut Cozumel, Meksiko, ‘patung baja’ ini diharapkan dapat membantu menghidupkan kembali populasi karang sekaligus menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati yang terancam punah.
Simak juga: Riset: Induk Gajah Laut Mampu Mengenali Suara Anaknya yang Baru Berusia 1-2 Hari
Hingga tahun 2020, perempuan yang tinggal di kota pesisir Santa Cruz, California, AS, ini telah menciptakan empat bentangan terumbu bawah laut. Meski dibangun di bawah laut, namun ia mengembangkan desainnya di dunia maya menggunakan aplikasi Tilt Brush Google.
Diluncurkan pada tahun 2016, Tilt Brush adalah cara melukis dalam 3D. Dengan bantuan alat headset VR, dua pengontrol genggam (hand-held controllers), dan PC gaming, teknologi ini memungkinkan penggunanya untuk memasuki bola virtual raksasa di mana guratan warna dapat digoreskan ke segala arah.
Flanigan berkolaborasi dengan James Tunick dari IMC Lab yang berbasis di New York untuk mengubah model terumbu karang yang ia desain menggunakan material logam menjadi VR. Setelah dimuat ke dalam Tilt Brush, desain terumbu tersebut dapat ditambahkan ikan dan karang imajiner untuk menghadirkan simulasikan evolusi habitat hidup sebelum benar-benar difungsikan sebagai terumbu di dasar laut.
Ketertarikan Flanigan dengan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan laut dimulai ketika Google mengundangnya dalam acara Tilt Brush Artist-in-Residence pada Agustus 2016. Bersama sekelompok rekan konsultan kreatif, ia membantu menguji aplikasi dan memberikan umpan balik kepada tim pengembangan sebelum teknologi itu diluncurkan. Sejak itu, Flanigan menjadi seniman terkemuka di platform tersebut dan menggunakannya untuk berbagai karya visual kreatif, termasuk desain karang miliknya.
Proyek selanjutnya yang sedang dikerjakan adalah proyeksi hipotesis mengenai seperti apa dunia kita di masa depan. Flanigan tengah mengembangkan karya augmented reality untuk membantu orang membayangkan kehancuran apa yang terjadi akibat naiknya permukaan laut.
“Seni adalah katalis untuk perubahan,” katanya. “Ini dapat membantu berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak memikirkan lautan. Sehingga semua orang dapat mulai mengatakan, ‘Sekarang saya melihat bagaimana saya akan terlibat dalam fase berikutnya dalam membangun kembali masa depan yang berkelanjutan untuk planet kita’.”
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!