Hingga kini, masih banyak mitos dan stigma negatif di kalangan masyarakat seputar anjing tuli. Mulai dari anggapan bahwa anjing tuli sama sekali tidak bisa bersuara hingga kecendurungan untuk menunjukkan perilaku agresif. Bahkan ada pula yang menganggap mereka lebih tidak berharga dibandingkan dengan anjing lain yang dapat mendengar. Padahal, tidak demikian.
Simak juga: Seberapa Jauh Anjing Mampu Mengendus Suatu Objek?
Dikutip dari Pet Health Network, tidak semua kondisi tuli pada anjing sama. Beberapa di antaranya hanya ketidakmampuan untuk mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Dalam konteks jangka waktu, ketulian tidak selalu bersifat permanen. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat kemungkinan kondisi ini merupakan cacat genetik dan bawaan lahir. Namun, ada pula yang masih bisa disembuhkan. Contohnya adalah penyumbatan yang disebabkan oleh kotoran atau infeksi gendang telinga.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda ketulian pada anjing. Cobalah untuk menjatuhkan uang logam, menepuk tangan, atau memanggil dari arah belakang tubuhnya. Usahakan jangan terlalu dekat supaya anabul tidak bisa merasakan gesekan udara yang muncul. Perhatikan mata untuk melihat reaksi mereka. Ini dapat dilakukan dari ruangan lain sementara orang lain memperhatikan reaksinya.
Simak juga: Katanya Sahabat Manusia, Tetapi Kenapa Fenomena Anjing Dirantai Masih Terjadi?
Dalam beberapa kasus, gangguan pendengaran hanya terjadi pada satu telinga. Sehingga, mungkin perlu mempertimbangkan posisi tubuh anjing saat mendengar suara tersebut untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Apabila terdapat perubahan ekspresi wajah atau posisi telinga, gestur tersebut dapat menjadi pertanda bahwa mereka mendengar suara.
Salah satu mitos yang paling sering terdengar seputar anjing tuli adalah: apakah mereka dapat menggonggong? Anjing tunarungu tidak selalu bisu. Bahkan, mereka dapat memiliki kemampuan bersuara yang sama seperti anjing pada umumnya. Meski mungkin tidak merespons rangsangan suara seperti petir, kembang api, atau suara tuannya, namun mereka tetap dapat menggonggong saat melihat hewan atau orang lain, menginginkan sesuatu, atau ketika merasa bersemangat dan khawatir.
Selain itu, ada pula masyarakat yang menganggap bahwa anjing tuli sulit atau bahkan tidak dapat dilatih. Padahal, ada berbagai metode pelatihan yang dapat digunakan selain suara. Contohnya yaitu dengan menggunakan sentuhan atau gerak tubuh. Berkat kecerdasan mereka, anjing memiliki kemampuan untuk menginterpretasi bahasa tubuh manusia.
Simak juga: Perlukah Menerapkan Metode Pelatihan Anjing yang Berbeda untuk Setiap Ras?
Lalu, benarkah anjing tuli cenderung lebih mudah menggigit dan menyerang manusia maupun hewan lain yang berada di sekitarnya? Menurut pernyataan Dr. Valeri Farmer-Dougan, PhD dari Laboratorium Perilaku dan Kognisi Anjing Illinois State University, hasil analisa data membuktikan bahwa anjing tuli atau buta bawaan justru secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menunjukkan perilaku agresif daripada anjing yang dapat mendengar dan melihat!
Jadi, jangan khawatir untuk mengadopsi anjing tuli sari shelter lokal, ya! Terlepas dari kondisi kesehatannya, mereka tetap dapat menjadi sahabat bulu yang loyal dan menyenangkan untukmu.
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!