Semua orang pasti setuju bahwa anjing adalah hewan yang cerdas. Mereka dapat dilatih untuk melakukan perintah sederhana. Menariknya, beberapa ras bahkan bekerja sama dengan institusi penegak hukum untuk meringkus penjahat, mendeteksi penyelundupan narkoba, atau menemukan jenazah korban bencana alam. Tetapi, benarkah setiap jenis ras memerlukan metode pelatihan yang berbeda-beda?
Simak juga: 5 Fakta Tentang Service Dog yang Harus Kamu Tahu
Selama ribuan tahun, manusia telah berhasil mendomestikasi anjing dengan berbagai macam ras. Setiap ras memiliki ciri-ciri fisik dan karakter yang berbeda-beda. Tak hanya itu saja, masing-masing ras juga mewariskan kecenderungan genetika untuk melakukan tugas tertentu. Oleh karena itu, metode pelatihan anjing perlu disesuaikan dengan karakter alamiahnya.
Metode pelatihan anjing memiliki empat tingkatan utama. Tingkat pertama adalah yang paling dasar, yaitu membentuk kepribadian anjing supaya dapat berperilaku dengan baik di hadapan manusia maupun hewan lain di sekitarnya. Tantangan utama dari pelatihan dasar ini adalah ketika sang anjing cenderung sulit untuk diam, sering menggonggong dengan keras, bahkan seringkali merusak perabotan rumah.
Setelah anjing sudah mampu berperilaku dengan baik, maka tingkatan selanjutnya adalah mengajari anjing untuk mengikuti perintah dasar dari pemiliknya. Seperti perintah untuk duduk, berdiri, berguling, dan bersalaman. Melatih perintah ini sebaiknya dilakukan saat anjing masih muda.
Apabila mereka cukup mahir untuk melakukan perintah sederhana tersebut, terdapat tingkatan pelatihan lanjutan yang dapat diterapkan. Salah satunya yaitu melatih ketangkasan mereka. Hal ini sangat bermanfaat apabila anjing peliharaan ingin diikutsertakan dalam lomba. Beberapa ras yang terkenal akan kemampuannya mempertahankan fokus dan memiliki energi yang prima adalah border collie, Australian shepherd, terrier, malinois, husky, dan dalmatian.
Simak juga: Dulu Dibuang, Sekarang Menjadi Anjing Juara Turnamen!
Terakhir namun yang paling kompleks adalah melatih anjing supaya mahir menjalankan tugas khusus. Seperti berburu, membantu orang difabel, mengendus narkoba atau bahan peledak, hingga misi penyelamatan ketika terjadi bencana. Anjing yang cocok dengan pelatihan khusus adalah German shepherd, labrador, beagle, dan golden retriever.
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi anjing supaya dapat melakukan tugas khusus. Contohnya, anjing yang sesuai untuk dilatih membantu orang difabel idealnya mampu beradaptasi pada lingkungan asing, tetap siaga namun tidak reaktif, mampu bersosialisasi dalam berbagai situasi, dan tidak mudah bosan melakukan tugas yang repetitif. Berbeda dengan anjing yang dilatih untuk bekerja sama dengan polisi. Mereka harus memiliki daya penciuman kuat, mampu berburu, dan mengikuti jejak.
Anjing yang mampu mengendus, bahkan mencari narkoba bukan berarti telah “kecanduan” narkoba layaknya manusia.
Justru, anjing akan menganggap bahwa aroma tersebut sebagai ‘mainan favoritnya’. Sehingga mereka memiliki naluri untuk mengejar dan mendapatkannya sebisa mungkin.
Cara melatih anjing pendeteksi narkoba pun tergolong unik. Pertama-tama, mereka akan dilatih menggunakan handuk putih yang beraroma netral. Setelah mereka senang bermain-main dengan handuk itu, maka langkah selanjutnya adalah melumuri handuk dengan narkoba, bahan peledak, atau zat apapun yang ingin dilatih. Jumlah zat yang diberikan tentu telah diperhitungkan secara matang sehingga tetap aman untuk anjing. Tujuan pemberian zat tersebut adalah supaya sang anjing mampu mengenali dan terbiasa dengan aroma tersebut. Setelah terbiasa, mereka akan menganggap aroma tersebut sebagai ‘mainan kesayangan’. Mereka akan dengan senang hati mengejar aroma tersebut kemanapun, sekalipun harus menggali tanah maupun merobek barang-barang.
Simak juga: Berkat Anjing K9, 45 Badak Ini Selamat dari Perburuan Liar
Kalau kamu ingin memelihara anjing untuk dijadikan sahabat bulu di rumah, sebaiknya jangan dilatih untuk melacak atau menyerang sesuatu. Dikhawatirkan, pelatihan tersebut akan meningkatkan naluri agresif dan defensif mereka. Terlebih lagi jika anjing tersebut sering diajak dalam kegiatan yang mempertemukan mereka dengan banyak orang baru. Tentu akan sangat berbahaya apabila mereka tiba-tiba menjadi agresif terhadap manusia yang dianggap asing.
Penulis: Hilaria Arum
Editor: Glen Susanto
Video Editor: Gerry Intan Darajati
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!