Secara global, populasi menyumbang 10% emisi gas rumah kaca. Amonia dari urin sapi berubah menjadi gas dinitrogen oksida, salah satu senyawa pembentuk emisi rumah kaca, ketika bercampur dengan tanah. Namun, sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology berhasil menemukan solusi bagaimana cara untuk menurunkan emisi yang berdampak negatif pada lingkungan ini.
University of Auckland bersama dengan para ilmuwan di laboratorium penelitian di Jerman melakukan eksperimen yang memungkinkan urin sapi dikumpulkan, dan dinetralkan. Para peneliti mengatakan, mengelola 80% urin sapi menggunakan model toilet dapat mengurangi 56% emisi amonia.
Simak juga: Tikus yang Awalnya Dianggap Telah Punah, Kembali Ditemukan di Australia
Dikutip dari BBC, para peneliti berusaha melatih 16 sapi supaya dapat menggunakan toilet yang disebut “MooLoo“. Uji coba ini dilakukan di sebuah peternakan milik Research Institute for Farm Animal Biology (FBN) di Jerman. Sapi-sapi tersebut ditempatkan di kandang MooLoo dan diberi hadiah makanan supaya buang air kecil. Setelahnya, mereka ditempatkan di area di sebelah MooLoo dan diberi hadiah lagi sebagai apresiasi karena telah berhasil menggunakan MooLoo dan mampu mengontrol refleks urinnya.
Sebagai bagian dari pelatihan tahap ketiga, jarak dari toilet dibuat lebih jauh dan pemberian hadiah kepada sapi yang buang air kecil tepat di tempat yang seharusnya tetap dilakukan. Apabila buang air di luar toilet, ada sedikit “hukuman” yang diberikan: semburan air dalam waktu singkat.
Simak juga: Riset: Perubahan Iklim Memaksa Hewan “Berubah Bentuk” Demi Bertahan Hidup
Di akhir sesi pelatihan ke-10 dalam rentang waktu beberapa minggu, kebiasaan baru ini berhasil terbentuk. Sebanyak 11 hewan terbukti mampu dilatih menggunakan toilet. Kemampuan ini bahkan dapat disetarakan dengan anak-anak berusia 3-4 tahun.
“Dalam satu atau dua kali buang air kecil, sebagian besar dari hewan tersebut berjalan di gang, mendorong pintu hingga terbuka, dan masuk ke toilet,” ungkap Lindsay Matthews kepada The Washington Post, pakar perilaku hewan yang berbasis di Selandia Baru sekaligus penulis utama studi tersebut.
“Normalnya, ada asumsi bahwa sapi tidak dapat mengontrol buang air besar atau urinnya,” kata Dr. Jan Langbein, ilmuwan FBN, dalam rilis pers. “Sapi, seperti banyak hewan pada umumnya atau hewan ternak lainnya secara khusus, memiliki kecerdasan dan mampu belajar. Mengapa mereka tidak bisa belajar menggunakan toilet?”
Simak juga: Apakah Hewan Ternak Memiliki Kemampuan Kognitif?
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!