Demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan hewan, banyak manusia mulai mengurangi atau bahkan menolak konsumsi produk berbahan dasar daging. Alasannya karena industri pengolahan daging berkontribusi besar pada pemanasan global yang semakin parah. Namun, usaha tersebut terasa kurang lengkap ketika anjing peliharaan kita masih bergantung pada sumber makanan hewani. Padahal, anjing vegan berpotensi memiliki fisik yang lebih sehat.
Simak juga: Stop Beri Makan Anjing dan Kucing dengan Cokelat! Ini Bahaya dan Alasannya
Banyak orang mengira bahwa anjing adalah hewan karnivora murni yang tidak bisa mencerna makanan nabati. Padahal, anjing adalah hewan omnivora yang mampu menyerap nutrisi dari tumbuhan.
Manusia telah mendomestikasi anjing selama 40.000 tahun. Proses panjang tersebut tak hanya membuat perilaku anjing menjadi jinak, namun juga mengubah pola makan mereka. Evolusi ini membuat mereka mampu mencerna makanan yang mengandung pati. Hal ini pula yang membedakan anjing dengan rubah. Meskipun masih berada dalam satu klasifikasi taksonomi yang sama, rubah yang belum didomestikasi hanya mampu mencerna daging hewan.
Anjing membutuhkan nutrisi yang tepat, namun tidak terbatas hanya pada sumber makanan hewani saja. Dengan pengukuran yang sesuai, anjing vegan tetap dapat memperoleh asupan gizi sama baiknya dengan yang tidak vegan.
Lalu, nutrisi apa saja yang dibutuhkan supaya anjing vegan tetap sehat?
Protein, asam amino, karbohidrat, dan vitamin adalah nutrisi dasar yang diperlukan oleh anjing.
Kadar protein yang dibutuhkan oleh anjing dewasa adalah 18% dan anak anjing adalah 22%. Namun, untuk anjing dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi membutuhkan setidaknya 25-30% protein.
Salah satu metode yang mudah digunakan untuk membandingkan kandungan protein dalam makanan adalah dengan menetapkan suatu tolak ukur. Putih telur merupakan sumber protein tinggi yang sangat mudah dicerna oleh anjing. Maka, kita bisa menggunakannya sebagai tolak ukur dengan menganggap putih telur mengandung 100% protein. Maka, perbandingannya dengan beberapa bahan makanan lainnya adalah sebagai berikut:
- kedelai 75%
- nasi 72%
- oats 66%
- ragi 63%
- gandum 60%
- jagung 54%
Supaya kebutuhan nutrisinya tercukupi, usahakan untuk memilih bahan pangan yang memiliki persentase protein tinggi. Tujuannya supaya dapat menjadi substitusi yang seimbang dan sanggup memenuhi kebutuhan protein anjing yang tinggi.
Protein tidak dapat bekerja sendiri. Ia memerlukan asam amino agar dapat dicerna dengan baik. Terdapat 23 jenis asam amino yang dibutuhkan anjing. Cara mendapatkannya adalah dengan mengombinasikan berbagai jenis sumber protein nabati. Jadi, jangan memberi makan anjing dengan satu jenis makanan saja, ya!
Namun, tidak semua asam amino dapat diperoleh dari makanan. Taurine dan L-carnitine adalah contoh yang tidak bisa. Padahal kedua asam amino tersebut sangat penting untuk menjaga kesehatan hati. Solusinya, kamu dapat memberi suplemen taurine dan L-carnitine kepada anjing vegan.
Vitamin D, vitamin B, dan B12 juga tidak bisa didapatkan dari sumber makanan nabati. Jadi, jangan lupa untuk memberikan suplemen khusus vitamin supaya anjing vegan tetap sehat. Namun apabila dosis yang diberikan terlalu banyak, justru akan menjadi racun yang membahayakan bagi tubuh.
Anjing membutuhkan energi yang besar supaya dapat beraktivitas dengan baik. Oleh karena itu, asupan karbohidrat tidak boleh sampai terlewatkan. Kamu dapat memberi mereka gandum utuh dan buah-buahan. Selain rasanya yang enak, tubuh anjing vegan pun menjadi lebih sehat dan mampu bergerak aktif.
Simak juga: Jangan Berikan Daging Mentah Untuk Hewan Peliharaan Kamu, BAHAYA!
Sayangnya, perubahan pola makan ini dapat memicu reaksi alergi. Untuk mencegah hal tersebut, kamu perlu memerhatikan perubahan perilaku dan kondisi fisik dari anjing. Segera konsultasikan ke dokter apabila muncul beberapa gejala berikut:
- kulit terlihat lebih kering, gatal, dan memerah
- telinga membengkak
- sering menjilati telapak kaki
Cara yang umum dilakukan untuk memastikan apakah reaksi tersebut merupakan reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu adalah dengan melakukan diet eliminasi. Pertama-tama, berikan makanan yang sudah pasti tidak memicu alergi. Lalu secara bertahap, tambahkan bahan makanan lain yang akan diuji reaksi alerginya. Setelah itu, amati perilaku dan kondisi fisiknya. Apakah anjing menunjukkan reaksi yang tidak biasa? Apabila ya, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah makanan tersebut.
Efek alergi tidak selalu muncul seketika. Bahkan, ada yang baru muncul enam bulan setelah makanan tersebut tertelan. Apabila menunggu berbulan-bulan terasa terlalu lama, kamu bisa mencoba memeriksa urin mereka secara berkala. Alat uji pH umumnya dijual bebas di apotek maupun toko bahan kimia. Normalnya, urin anjing memiliki pH 5,5 hingga 7.
Tubuh yang tidak bisa mencerna protein dengan baik umumnya ditandai dengan pH 7. Apabila dibiarkan, maka akan berpotensi mengganggu fungsi ginjal. Untuk mengatasinya, berikan makanan yang mengandung cranberry secara berkala. Cranberry memiliki manfaat untuk meningkatkan keasaman pada urin.
Kalau kamu ingin memiliki anjing vegan namun tidak sempat meracik makanan sendiri, dog food vegan bisa menjadi pilihan yang praktis. Namun, jangan lupa untuk selalu memerhatikan komposisinya dengan jeli. Umumnya, dog food vegan mengandung kedelai, beras, oats, dan ubi jalar. Kalau kamu sudah tahu makanan apa yang dapat memicu alergi, maka pilihlah produk yang tidak mengandung alergen tertentu.
Pernahkah kamu melihat istilah BHA, BHT, ethoxyquin, dan propylene glycol dalam kemasan dog food? Bahan-bahan tersebut adalah pengawet buatan yang sebaiknya dihindari. Sebagai gantinya, pilihlah pengawet alami seperti vitamin E (tocopherol), vitamin C, dan ekstrak rosemary.
Mengganti menu makan anjing hingga sepenuhnya menjadi vegan memang membutuhkan kesabaran. Jangan memaksanya untuk seketika berubah menjadi vegan dalam waktu singkat. Anjing memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri. Namun ketika mereka telah terbiasa, anjing vegan umumnya berpotensi menjadi lebih sehat. Selain itu, kamu pun turut membantu kelestarian bumi supaya tidak semakin rusak akibat industri daging yang tidak ramah lingkungan.
Penulis: Hilaria Arum
Editor: Glen Susanto
Video Editor: Gerry Intan Darajati
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!