Di Kongo, sekelompok pemberontak menyandera tenggiling, lalu mengirimkan permintaan tebusan kepada para konservasionis sebagai syarat pembebasan hewan terancam punah itu. Peristiwa ini memicu kekhawatiran akan munculnya tren penggunaan satwa liar sebagai daya tawar untuk mendapatkan uang.
Dilansir dari Independent, Adams Cassinga, pendiri Conserv Congo, mengatakan, “Ini adalah sesuatu yang baru dan mengkhawatirkan.”
Simak juga: Benarkah Tenggiling Dapat Digunakan untuk Pengobatan Tradisional?
Para aktivis berusaha bernegosiasi dengan para penculik demi menyelamatkan tenggiling itu tanpa membayar uang tebusan yang diminta. “Jika kita membayar mereka, maka kita akan hancur. Seluruh isi suaka dan semua kera akan disandera.”
“Mereka telah melihat berapa banyak uang yang dihabiskan untuk isu konservasi dan bagaimana hewan langka sangat dihargai oleh komunitas internasional,” ungkap Casinga.
Menurut laporan, mamalia itu ditahan di Taman Nasional Virunga, di mana lebih dari 120 geng terlibat dalam perselisihan memperebutkan tanah dan sumber daya mineral. Kasus penyanderaan terjadi dalam upaya untuk mendanai konflik.
Conserv Congo dihubungi setelah foto-foto yang menunjukkan bukti bahwa tenggiling itu masih hidup, dikirim ke konservasionis lokal di kota Mweso. Panggilan yang dilakukan ke kelompok di Provinsi Kivu Utara mendapat respon, “Bayar kami dan kami akan membebaskannya. Jika tidak, kami akan melakukan apa yang kami inginkan.”
Pembela Nduma Kongo, kelompok pemberontak yang diduga bertanggung jawab dalam penyanderaan mamalia nokturnal itu, belum menentukan harga tebusan. “Mereka sedang menguji pasar,” tambah Cassinga.
Lebih dari satu juta trenggiling telah menjadi korban perburuan selama dekade terakhir untuk diambil daging dan sisiknya, baik untuk konsumsi maupun bahan pembuatan obat-obatan tradisional. Kondisi ini membuat WWF menyebut trenggiling sebagai “mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia”. Delapan spesies trenggiling masuk dalam daftar spesies terancam punah IUCN, dengan tiga di antaranya berstatus ‘sangat terancam punah.’
Simak juga: Populasi Jerapah Meningkat 20% dari Tahun 2015 di Seluruh Afrika, Harapan Baru untuk Konservasi
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!