Sebanyak 400 koala di Australia Zoo Wildlife Hospital, Queensland, dilaporkan akan menerima vaksin klamidia sebagai upaya para ilmuwan untuk meningkatkan kelangsungan hidup spesies endemik ini dalam jangka panjang.
Dilansir dari The Guardian, vaksin berupa satu dosis suntikan ini rencananya akan diberikan secara lebih luas dalam tiga bulan mendatang di Pusat Rehabilitasi Koala Moggill dan Rumah Sakit Satwa Liar RSPCA di Queensland, serta beberapa populasi liar.
Simak juga: Tikus yang Awalnya Dianggap Telah Punah, Kembali Ditemukan di Australia
Klamidia adalah penyakit menular seksual yang tak hanya menyerang manusia, namun juga telah menyebar secara luas pada populasi koala. Bahkan, data dari National Geographic menyebutkan 50% koala di Australia mengidap penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual ini. Induk koala juga dapat menularkan penyakit ini pada bayinya melalui air susu. Meski begitu, ada perbedaan antara bakteri yang menyerang manusia dan koala. Infeksi klamidia pada manusia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, sedangkan pada koala disebabkan oleh bakteri Chlamydia pecorum.
Dari segi penanganan, obat antibiotik tidak bisa serta-merta diberikan pada koala layaknya pengobatan untuk manusia. Alasannya, antibiotik dapat mengganggu bakteri baik di usus mereka yang sangat krusial untuk mencerna daun eukaliptus, makanan utama koala.
Simak juga: Vaksin, Salah Satu Cara Menyelamatkan Harimau Amur dari Wabah Penyakit
Peter Timms, profesor mikrobiologi di University of the Sunshine Coast, mengatakan bahwa keamanan vaksin berbasis protein yang dikembangkan selama lebih dari satu dekade ini telah terjamin dan tidak menimbulkan permasalahan. Sebelumnya, para ilmuwan telah melakukan delapan kali uji coba yang melibatkan sekitar 250 koala. “Kami mengetahui vaksin ini dapat mengurangi tingkat infeksi,” ungkapnya, sembari menambahkan bahwa vaksin juga dapat membantu mengurangi kemungkinan penularan klamidia.
Koala yang terinfeksi klamidia dapat mengalami konjungtivitis, infeksi kandung kemih, dan dalam beberapa kasus infertilitas. “Hewan (yang terinfeksi) benar-benar bisa menangis saat buang air kecil karena sangat menyakitkan bagi mereka,” ujar Timms.
Semua koala dalam uji coba vaksin akan diberi microchip sebelum dilepas kembali ke habitatnya. Di sisi lain, hal ini juga memudahkan proses pemantauan koala yang kembali dirawat di rumah sakit hewan untuk alasan apa pun selama setahun berikutnya. Harapannya, peneliti dapat mempelajari perbedaan antara hewan yang divaksinasi dan yang tidak.
Simak juga: Spesies Marsupial Glider Baru Ditemukan di Australia: Harapan Baru Bagi Kelestarian Ekosistem Pascakebakaran
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Bolu Bubu
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!