SERIES: Konservasi Spesies Terancam Punah
Di tengah berita mengenai vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat menanggulangi pandemi, para peneliti juga sedang mempertimbangkan penggunaan vaksin untuk satwa liar konservasi. Sebuah riset mengenai hal ini dilakukan oleh Dale Miquelle, seorang konservasionis dari Wildlife Conservation Society bersama dengan koleganya, Martin Gilbert yang merupakan dokter hewan bidang satwa liar dan epidemiologis Cornell University. Menurut mereka, vaksin berpotensi menjadi strategi yang penting untuk menghindari kepunahan populasi harimau Amur (Panthera tigris altaica, sebelumnya dikenal sebagai harimau Siberia) yang disebabkan oleh canine distemper virus (CDV).
Simak juga: Apa yang Kita Makan Berpotensi Menyebabkan Infeksi Virus dan Pandemi Baru di Masa Mendatang
Secara historis, para ilmuwan cenderung kurang memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit terhadap populasi satwa liar. Penyebabnya, terdapat anggapan bahwa secara alamiah patogen dan parasit merupakan bagian dari ekosistem yang hidup berdampingan dengan inang satwa liar. Di samping itu, wabah besar relatif jarang terjadi dan tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengubah hal tersebut. Namun, berbagai perubahan yang terjadi di dunia menyebabkan ancaman penyakit tidak bisa dianggap remeh.
Dahulu, terdapat populasi besar satwa liar yang hidup di bentang alam liar yang luas. Dengan jumlah individu yang cukup besar, hewan tersebut mampu bertahan hidup dari wabah penyakit. Namun kini, lebih banyak spesies yang terdegradasi ke pulau-pulau kecil dengan habitat yang hanya mampu menampung individu dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Dalam beberapa kasus, wabah penyakit dapat mengakibatkan populasi kecil ini punah secara lokal.
Simak juga: Kesehatan vs Status Sosial: Fakta di Balik Perburuan Liar Harimau
Penelitian tentang harimau Amur dilakukan setelah banyak dari hewan ini ditemukan mati setelah terinfeksi CDV di Russian Far East pada tahun 2003 dan 2010. Terdapat dua populasi harimau yang hidup di area ini, termasuk salah satu yang terbesar di dunia dengan lebih dari 500 individu di Gunung Sikhote-Alin. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di laman Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, resiko yang ditimbulkan dari penyakit CDV pada populasi besar Sikhote-Alin memang sangat kecil. Namun dalam populasi lain yang lebih kecil, seperti yang terdapat di Southwest Primorski, CDV meningkatkan kemungkinan terjadinya kepunahan lokal dalam kurun waktu 50 tahun sebesar 65%.
Beruntungnya, menurut jurnal yang terbit pada tahun 2016, vaksin suntik yang ada terbukti aman dan efektif untuk diberikan kepada harimau. Bahkan hanya dengan proporsi kecil yang dilakukan di Southwest Primorski (2 individu per tahun), terdapat penurunan yang signifikan terhadap potensi punahnya populasi. Vaksin dalam jumlah sedikit ini memang bukan bertujuan untuk membangun kekebalan kelompok (herd immunity). Tetapi lebih pada membangun imunitas dalam populasi supaya dapat bertahan hidup dari wabah yang terjadi di masa mendatang dan memungkinkan populasi mereka untuk pulih kembali.
Simak juga: 3 Tips Menjadi Turis yang Bertanggung Jawab Saat Berwisata di Alam Liar
Penulis : Hilaria Arum
Editor : Glen Susanto
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!