Kalau kamu menemukan pertanyaan “hewan apakah yang paling tangguh di muka bumi ini?”, kira-kira jawaban apa yang seketika terlintas di benakmu? Apakah gajah, atau kuda nil? Ternyata, hewan besar tersebut masih kalah dengan makhluk kecil nan unik ini: tardigrade.
Simak juga: Konservasi Kuda Laut di Dalam ‘Hotel’, Seperti Apa Bentuknya?
Ukuran tubuh tardigrade memang sangat kecil, hanya sekitar 0,05 – 1,2 mm. Tetapi, sebagian besar tidak lebih dari 1 mm. Dengan ukuran sekecil ini, manusia hanya dapat melihatnya dengan jelas apabila menggunakan mikroskop.
Mengapa hewan sekecil ini dinobatkan sebagai hewan terkuat? Penelitian menunjukkan bahwa hewan yang sering disebut beruang air atau babi lumut ini mampu bertahan di tengah perubahan suhu ekstrem, dehidrasi, hantaman asteroid, dan radiasi gamma.
Peneliti dari University of Tokyo berhasil mengungkapkan alasan mengapa tardigrade memiliki fisik yang sangat tangguh. Hewan ini memiliki suatu protein yang terdapat di dalam DNAnya bernama Dsup, singkatan dari damage suppressor. Fungsi dari Dsup ini adalah sebagai perisai untuk menangkal efek buruk dari radiasi.
Cara peneliti melakukan uji coba ini cukup unik. Mereka memanipulasi DNA manusia sebagai media yang digunakan untuk memproduksi potongan genom tardigrade. Mengapa harus menggunakan manusia sebagai media bantuan? Alasannya, karena lebih mudah meneliti genom hewan yang berada di dalam sel mamalia.
Karena melibatkan bagian tubuh manusia, maka terungkap pula bahwa dampak buruk yang ditimbulkan dari gelombang radiasi dapat diturunkan hingga 40% apabila Dsup sudah bisa ditransplantasi ke tubuh manusia. Salah satu pihak yang akan merasakan manfaat luar biasa dari Dsup ini adalah para astronot. Sehingga ketika sedang melakukan perjalanan ke luar angkasa, resiko tubuh mereka terpapar gelombang radiasi dapat diminimalkan.

Simak juga: Berkat Diego, Spesies Kura-Kura Raksasa Ini Berhasil Selamat dari Kepunahan
Tak hanya berperan dalam menangkal radiasi, Dsup juga bermanfaat untuk menekan kerusakan yang timbul akibat dehidrasi. Pada saat dihadapkan pada kondisi lingkungan yang sangat buruk, tardigrade akan berubah bentuk menyerupai kaca. Fase ini disebut cryptobiosis, sebuah kondisi dimana proses metabolisme menyusut hingga hanya tersisa 0,01% dari metabolisme normal. Mereka juga tidak melakukan fungsi reproduksi selama masa krisis ini.
Ketika tardigrade merasa bahwa kondisi di sekitarnya sudah pulih kembali, mereka akan mengaktifkan kembali fungsi metabolismenya. Meskipun telah mengkristal selama satu dekade atau lebih, tardigrade tetap dapat hidup dengan normal kembali.
Simak juga: Proses Penyelamatan Kuda yang Berjam-jam Terjebak di Tanah Berlumpur
Selain Dsup, terdapat 16 enzim antioksidan lain yang ditemukan di dalam metabolisme tubuh tardigrade. Hal tersebut menandakan bahwa hewan ini lebih resisten terhadap radikal bebas dibandingkan hewan lainnya yang hanya memiliki 10 enzim antioksidan. Luar biasa, kan?
Kehebatan tardigrade dipercaya dapat membawa perubahan revolusioner dalam bidang kedokteran. Saat ini, para ahli tengah berusaha mencari cara supaya sel DNA tardigrade tersebut dapat dimanfaatkan manusia untuk menghasilkan tubuh yang lebih kebal dari efek radiasi.
Penulis: Hilaria Arum
Editor: Glen Susanto
Video Editor: Gerry Intan Darajati
💖
Bolu Bubu adalah startup digital media yang mempublikasikan video menginspirasi, menyentuh dan menghibur tentang hewan peliharaan untuk menciptakan perspektif positif di masyarakat akan dunia fauna.
Klik di sini untuk subscribe channel Bolu Bubu.
Jangan lupa follow dan like Bolu Bubu di social media ya!